Mengenal Masjid Bungkuk Singosari, Tonggak Penyebaran Islam Pertama di Malang Raya

Avirista Midaada · Sabtu, 09 April 2022 - 10:21 WIB
Mengenal Masjid Bungkuk Singosari, Tonggak Penyebaran Islam Pertama di Malang Raya
Penampakan Masjid Bungkuk, masjid yang dibangun abad 18 oleh pengikut Pangeran Diponegoro. (Foto: MPI/Avirista Midaada).

Mereka disebut KH Moensif lantas melabeli daerah tempat KH Hamimmuddin mengajarkan agama Islam sebagai istilah bungkuk. Dari situ awal muka bungkuk dikenal dan kian mendatangkan banyak santri-santri dari berbagai kalangan yang tinggal di Singosari. 

"Merasa santri makin lama makin banyak mulailah dibangun gedung masjid yang lebih luas. Kalau awalnya berupa gubuk saja, dari bambu, dari daun-daun, kemudian sudah nggak bisa nampung lagi. Dipikirlah sebuah bangunan yang lebih semi permanen, sudah ada bata, ada kayu, ada genteng, karena sudah dimulai genteng itu maka harus ada penyangga kuda-kuda dan ada tiang itu zamannya kiai Hamimuddin, ketika santri sudah mulai makin lama makin banyak," katanya. 

Empat tiang itu dibangun era KH Hamimuddin di sekitar abad 18, tiang yang merupakan cikal bakal Masjid Bungkuk tetap dipertahankan hingga kini. Namun seiring waktu akhirnya KH Hamimuddin yang memiliki tujuh orang anak menyerahkan pengelolaan pondok pesantren dan masjidnya kepada menantunya KH Thohir dari anak pertamanya bernama Siti Murtasiah. 

Sosok KH Thohir sendiri disebut berasal dari Cangaaan, Bangil. Dia satu angkatan dengan ulama asal Madura Syaikhona Kholil. Kharismanya begitu besar membuat santri-santri kian berdatangan dari berbagai daerah ke daerah Bungkuk. Oleh karena kharismanya dan beliau merupakan salah satu waliullah yang memiliki karomah luar biasa. 

"Santri makin lama semakin banyak santri hingga akhirnya masjid itu dinamakan Masjid At Thohiriyah, yang diambil namanya KH Thohir," tuturnya. 

KH Moensif Nachrawi mengakui dari beberapa literasi dan informasi beberapa dosen yang menugaskan mahasiswanya penelitian perkembangan Islam di Malang raya, Masjid Bungkuk ini merupakan masjid tertua yang ada di Malang raya. Namun secara pasti dia menyebut tidak memiliki data penelitian tersebut. 

Tapi kalau melihat dosen-dosen pembimbing yang mengirim mahasiswa-mahasiswanya itu belajar awal sejarah awal perkembangan agama Islam di minta ke sini. Rupanya saya nilai di sini ini yang awal. Saya nggak bisa mengatakan pasti karena saya tidak pernah survei, yang jelas di sini abad 18," katanya. 

Kini Masjid At Thohiriyah memang telah bertransformasi sebagai salah satu pusat syiar agama Islam dan tempat ibadah yang lebih modern. Desain bangunan pun menyesuaikan zamannya dengan tiga kali proses rekonstruksi. Meski begitu corak khas empat tiang utama yang jadi awal mula masjid tetap dipertahankan hingga kini.


Editor : Ihya Ulumuddin

Follow Berita iNews di Google News