skin ads
skin ads
Hikmah

Orang yang Meriwayatkan Hadits Disebut Rawi, Ini Penjelasan Perawi, Sanad & Matan

Kastolani Marzuki ยท Minggu, 20 Februari 2022 - 16:26 WIB
Orang yang Meriwayatkan Hadits Disebut Rawi, Ini Penjelasan Perawi, Sanad & Matan
Orang yang meriwayatkan hadits disebut dengan istilah rawi atau perawi. (Foto: ist)

Syarat-Syarat Riwayat:

Syarat-syarat riwayat yaitu penerimaan para perawi terhadap apa yang diriwayatkannya dengan menggunakan cara-cara tertentu dalam penerimaan riwayat atau tahammul hadits.

Adapun cara-cara penerimaan riwayat yakni:

1. Sama' yaitu perawai mendengarkan langsung bacaan hadits dari seorang guru
2. Qira'ah yaitu, meurid membacakan catatan hadits dari gurunya di hadapan guru tersebut
3. Ijazah, yaitu memberikan izin kepada seseorang untuk meriwayatkan hadits dari seorang ulama tanpa membacakannya
4. Munawalah yaitu menyerahkan suatu hadits yang tertulis kepada seseorang untuk diriwayatkannya
5. Kitabah, yakni menuliskan hadits untuk seseorang
6. I'lam yaitu memberitahukan seseorang bahwa hadits-hadits tersebut adalah koleksinya
7. Wasiyat yaitu mewasiyatkan kepada seseorang bahwa hadits-hadits tersebut adalah koleksinya.
8. Wajadah, mendapatkan koleksi tertentu tentang hadits dari seorang guru.

Macam-Macam Riwayat

1. Muttasil, yaitu periwayatannya bersambung mulai dari perawi pertama sampai kepada perawi terakhir.
2. Munqathi', yaitu periwayatannya terputus baik di awal, tengah maupun di akhir.

Hukum Riwayat

1. Al Qabul, yaitu diterimanya seuatu riwayat karena telah memenuhi berbagai persyaratan tertentu

2. Al Radd, yaitu periwayatannya ditolak karena adanya persyaratan tertentu yang tidak teerpenuhi

Model Penulisan Kitab hadits

Tim Asatidz Rumah Fiqih Indonesia, Ustadz hanif Lutfi menjelaskan, ada beberapa metode penulisan kitab hadits seperti berikut:

1. Model Jawami' atau Jami'.

Karakteristik kitab model jami' adalah kitab hadits tersebut mengumpulkan semua bab hadits; mulai dari aqidah, fiqih, sejarah, dan adab atau akhlaq.

Contohnya adalah kitab al-Jami' as-Shahih karya Imam Bukhari (w. 256 H), al-Jami' as-Shahih karya Imam Muslim (w. 261 H), Jami' at-Tirmidzi karya Imam at-Tirmidzi (w. 279 H).

2. Model Muwattha'at atau Muwattha'.

Muwattha' secara bahasa artinya yang dipermudah. Karakteristik kitab model muwattha' ini adalah penataan babnya sesuai dengan bab fiqih, dan juga hadits yang ditulis berupa hadits marfu', mauquf dan maqthu'. Artinya isi dari muwattha' ini berupa Hadits Nabi, Atsar Shahabat dan Tabiin. Pengertian muwattha' ini sama persis dengan pengertian mushannaf [3].

Contohnya adalah kitab Muwattha' karya Imam Muhammad bin Abdurrahman atau terkenal dengan Ibnu Abi Dziab (w. 158 H), kitab Muwattha' karya Imam Malik bin Anas (w. 179 H), kitab Muwattha' karya Imam Abu Muhammad Abdullah bin Muhammad al-Maruzi (w. 293 H).

Contoh mushannaf adalah Mushannaf Abu Salamah Hammad bin Salamah bin Dinar (w. 167 H), Mushannaf Ibn Abi Syaibah (w. 235 H), Mushannaf Abu Bakar Abdurrazzaq (w. 211 H).

3. Model Musnad

Model musnad adalah model penulisan hadits yang pengumpulan haditsnya sesuai dengan perawi dari shahabi [4]. Artinya haditsnya dikumpulkan berdasarkan shahabat yang meriwatkan hadits tersebut.


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News