Cerita Maulid Nabi Muhammad SAW Singkat dari Lahir hingga Wafat

Kastolani Marzuki · Rabu, 27 September 2023 - 16:55 WIB
Cerita Maulid Nabi Muhammad SAW Singkat dari Lahir hingga Wafat
Ilustrasi cerita Maulid Nabi Muhammad SAW singkat penuh makna dan hikmah. (Foto: Freepik)

Nabi SAW Diasuh Halimah Sa'diyah

Nabi Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal dunia tiga bulan setelah menikahi Aminah. Setelah dilahirkan oleh ibunya, Nabi Muhammad disusui oleh Tsuwaibah Al-Aslamiyah selama 3 hari, sesudah penyusuan ibu beliau. Tsuwaibah adalah pelayan paman Nabi yang bernama Abi Lahab. Kemudian Nabi diserahkan oleh ibunya kepada seorang wanita Badiyah yang bernama Halimatussa’diyah dari Bani Sa’ad kabilah Hawazin. Tempat tinggalnya tidak jauh dari kota Makkah. Di perkampungan Bani Sa’ad inilah Nabi Muhammad saw. diasuh dan dibesarkan.

Sungguh bahagia Halimah diamanahkan bayi Muhammad. Penghidupannya berubah menjadi baik, semula binatang ternaknya kurus-kurus, kehidupannya agak menderita, dia termasuk keluarga yang miskin dan perawakannya juga agak kurus, sesuai dengan keadaan ekonominya di waktu itu. Anak kandungnya sendiri, pada mulanya sering menangis karena kelaparan dan kekurangan air susu.

Melalui pertolongan Allah Swt. setelah Nabi Muhammad berada dalam asuhannya, binatang ternaknya berkembang biak, tanaman kebun dan sayurannya pun subur, penghidupannya makmur, air susunya menjadi banyak sehingga anaknya tidak merasa kelaparan lagi dan Halimah pun menjadi gemuk dan sehat. Halimah telah mendapat rahmat dari Allah Swt dengan sebab memelihara Nabi, Halimah sangat menyayangi Muhammad seperti menyayangi anaknya sendiri.

Nabi Muhammad SAW tinggal bersama Halimah Sa'diyah selama 4 tahun. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW kembali tinggal bersama Ibundanya, Siti Aminah.

Sesudah Nabi Muhammad berusia kira-kira 6 tahun atau setahun kemudian, beliau dibawa oleh ibunya ke Madinah bersama-sama dengan Ummu Aiman. 

Maksud membawa Nabi ke Madinah ini, pertama untuk memperkenalkan ia kepada keluarga neneknya Bani Najjar, dan kedua untuk berziarah ke makam ayahnya, ‘Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin ‘Abdi Manāf bin Quṣaiy bin Kilāb. 

Kemudian diperlihatkan kepadanya rumah tempat ayahnya ketika dirawat di waktu sakit sampai meninggal, dan pusara tempat ayahnya dimakamkan. Ayah Nabi meninggal dunia sedang beliau dalam kandungan Ibunya kira-kira 6 bulan dan ada yang berpendapat 3 bulan, umur Ayah beliau 18 tahun, dia tidak meninggalkan harta benda yang banyak yang akan diwarisi oleh putranya, hanya beliau meninggalkan beberapa ekor unta saja.

Ibunda Nabi Muhammad SAW Wafat

Mereka tinggal di sana kurang lebih 1 bulan. Ketika akan kembali ke Makkah dan baru sampai di kampung Abwa, tiba-tiba Aminah jatuh sakit, sehingga meninggal dan dimakamkan di sana juga.

Betapa sedih Nabi Muhammad SAW menghadapi musibah atas kematian ibundanya itu. Baru beberapa hari saja ia mendengar keluhan ibunya atas kematian ayahnya yang telah meninggalkannya sewaktu Nabi Muhammad saw. masih dalam kandungan, sekarang ibunya telah meninggal pula di hadapan matanya sendiri. Akibatnya, dalam usia 6 tahun Nabi SAW tinggal sebatang kara, menjadi seorang yatim-piatu. 

Selanjutnya setelah ibundanya dimakamkan, Nabi Muhammad saw segera meninggalkan kampung Abwa’ itu. Beliau kembali melanjutkan perjalanannya ke Makkah bersama-sama dengan Ummu Aiman. 

Sebagian sejarah mengatakan beliau kembali melanjutkan perjalanannya itu bersama Kakeknya, Abdul Muthalib.

Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News