Cerita Maulid Nabi Muhammad SAW Singkat dari Lahir hingga Wafat

Kastolani Marzuki · Rabu, 27 September 2023 - 16:55 WIB
Cerita Maulid Nabi Muhammad SAW Singkat dari Lahir hingga Wafat
Ilustrasi cerita Maulid Nabi Muhammad SAW singkat penuh makna dan hikmah. (Foto: Freepik)

Nabi Muhammad SAW Diasuh Kakek dan Pamannya

Nabi tinggal bersama dalam asuhan ibunya hanya 2 tahun, begitu singkat. keadaan ini begitu berat bagi Muhammad kecil. Maka semenjak saat itu pemeliharaannya di serahkan kepada kakeknya Abdul Muthalib.

Nabi SAW diasuh kakeknya hanya dua tahun karena sang kakek wafat di usia 80 tahun. Nabi Muhammad saw ketika itu baru berusia 8 tahun.

Sepeninggal kakeknya, Nabi Muhammad SAW diasuh pamannya, Abu Thalib. Nabi Muhammad SAW diwaktu kecil suka menggembala kambing kepunyaan orang-orang Makkah, dengan mendapatkan upah. Dengan upah tersebut cukup bagi beliau untuk bisa hidup dengannya.

Berniaga (berdagang) adalah pekerjaan sehari-hari Abu Thalib. Kemana saja dia berjalan sering diikuti oleh Nabi, bahkan ketika Abu Thalib pergi berdagang ke negeri Syam, Nabi diajak menyertainya. 

Waktu itu Nabi berusia 12 tahun. Ketika pamannya mau berangkat, tiba-tiba saja Nabi Muhammad bergantungan kepada pamannya dan tidak mau berpisah, yang menyebabkan pamannya berkata, “Aku akan membawanya bersamaku ke Syam dan dia tidak boleh berpisah denganku.” 

Setelah sampai di sebuah kota bernama Bashrah di wilayah Syam, di tempat itu dikenal ada seorang pendeta yang selalu beribadah di tempat peribadatannya. Mereka memutuskan untuk berteduh di bawah pohon dekat tempat peribadatan itu. 

Pendeta itu memperhatikan awan yang menyertai perjalanan mereka dan dahan pohon yang memayungi Nabi Muhammad sehingga dia beteduh di bawahnya dari terik matahari. 

Pendeta itu penasaran dengan apa yang dia saksikan, sehingga dia mengundang mereka semua untuk hadir dalam undangan makan siang. Mereka semua hadir kecuali Nabi Muhammad karena usaianya masih sangat muda. 

Setelah mereka hadir dan Buhaira tidak menemukan tanda-tanda yang dia ketahui, maka pendeta Buhaira berkata, “Apakah kalian semua telah hadir?” Mereka menjawab, “Semua yang pantas menghadiri undanganmu telah hadir kecuali satu. Dia adalah anak kami yang masih kecil.” Buhaira berkata, “Jangan lakukan itu, tidak boleh ada yang ketinggalan dalam undanganku ini, tolong panggil dia!

Setelah Nabi Muhammad hadir, dia memperhatikannya dengan sangat seksama, meneliti sesuatu dari badannya, yang pada ahirnya dia menemukan suatu ciri kenabian pada badan Nabi Muhammad. Buhaira memperhatikan pundaknya dan menemukan stempel kenabian di atasnya sesuai dengann ciri-ciri yang selama ini dia ketahui. 

Setelah itu, Buhaira mendatangi Abu Thalib dan bertanya-tanya tentang Nabi Muhammad, kemudian menyuruh mereka agar segera kembali karena takut orang Yahudi menemukan anak itu dan akan mencelakainya. 

Pendeta itu pun berkata bahwa kelak keponakan Abu Thalib akan menjadi orang penting di negrinya. Pada usia remaja, Rasulullah ikut serta bersama dengan penduduk Makkah dalam beberapa perkara-perkara penting, diantaranya adalah: Perang Fijar, yaitu perang antara Quraisy dan Qais pada bulan-bulan Haram, dan Kesepakatan al-Fudhul, yaitu orang-orang Quraisy melakukan kesepakatanbahwa tidak didapatkakn seseorangpun di Makkah kecuali mereka akan menolongnya.

Ketika Nabi Muhamad berusia 25 tahun, nabi berangkat ke Syam untuk melakukan perdagangan milik Khadijah. Sekembalinya dari Syam, Khadijah memintanya untuk menikahinya karena Khadijah tahu bahwa Nabi Muhammad adalah seorang laki-laki yang memiliki sifat kesatria, jujur dan amanah.

Khadijah adalah seorang wanita yang terkenal dengan kecerdasannya, tanggap dan peka. Khadijah kemudian mengutus seseorang untuk menemui nabi dengan pesan, “Wahai anak pamanku, aku simpati dengan kepribadianmu yang memiliki kharisma dan kejujuran yang tinggi, dan berasal dari keturunan terhormat; Amanah, berakhlak mulia, dan berkata jujur.” Kemudian Khadijah menawarkan diri untuk dijadikan istrinya.

Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News