Hikmah

Isi Perjanjian Aqabah Pertama dan Kedua, Ini Sejarah serta Latar Belakangnya

Kastolani Marzuki · Kamis, 17 Juni 2021 - 18:58 WIB
Isi Perjanjian Aqabah Pertama dan Kedua, Ini Sejarah serta Latar Belakangnya
Masjid Nabawi di Kota Madinah merupakan masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW saat hijrah ke Madinah. (Foto: iNews.id)

Satu tahun setelah Baiat Aqabah pertama, yakni pada tahun ke-13 kenabian (622 M) sebanyak 75 orang penduduk Yatsrib (ada riwayat yang menyebutkan 73) dipimpin oleh Al-Barra bin Ma’rur bersama Mush’ab bin Umair datang ke Mekah meminta agar Rasulullah SAW hijrah ke Yatsrib.

Nabi SAW memanggil Mush’ab dan meminta keterangan tentang perkembangan dakwah Islam di Yatsrib. Setelah mendengar penjelasan Mush’ab tentang keberhasilannya dalam mengajarkan agama Islam di sana, dengan didampingi pamannya yang bernama Abbas bin Abdul Muthalib, akhirnya Nabi Saw. menemui penduduk Yatsrib di Aqabah pada saat tengah malam.

Pada pertemuan itu penduduk Yatsrib meminta dengan sangat agar Rasulullah SAW berhijrah ke Yatsrib dan bersedia menjadi pemimpin bagi mereka di sana. Pada malam itu juga mereka berbaiat kepada Rasulullah.

Baiat kali ini disebut Perjanjian Aqabah Kedua atau Baiat Aqabah Kubra.

Berikut Isi Perjanjian Aqabah Kedua:

1. Berjanji untuk taat dan setia kepada Rasulullah SAW baik dalam keadaan senggang maupun sibuk.

2. Berjanji untuk tetap berinfak, baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit.

3. Berjanji untuk tetap melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran.

4. Berjanji untuk tetap teguh membela kebenaran karena Allah SWT Tanpa rasa takut dicela.

5. Berjanji untuk tetap membantu dan membela Rasulullah sebagaimana membela diri sendiri dan keluarganya.

Setelah 12 orang berbaiat di hadapan Rasulullah SAW mereka meminta agar Nabi SAW mengutus salah seorang sahabat untuk mengajarkan Al-Qur'an dan menjadi imam kaum Muslimin di Yatsrib. 


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News