Hikmah

Khutbah Idul Fitri: Istikamah Menggapai Takwa

Kastolani Marzuki · Selasa, 11 Mei 2021 - 15:30 WIB
Khutbah Idul Fitri: Istikamah Menggapai Takwa
Muslim dianjurkan melaksanakan sholat idul fitri di masjid maupun musala. (Foto: Antara)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Jika dikaitkan dengan tujuan puasa bulan Ramadan yaitu menjadi insan yang bertakwa maka kesucian jiwa yang hakiki pada momen perayaan ini adalah takwa kepada Allah SWT. Orang yang bertakwa adalah orang yang taat kepada Allah SWT dan mau meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-Nya. Setiap muslim belum bisa dikatakan sebagai orang yang takwa jika belum menjalankan kewajiban dan menunaikan ibadah sunnah seperti yang dicontohkan Rasulullah. Seseorang yang bertakwa kepada akan selalu mendapatkan petunjuk serta hidayah dari Allah SWT. Sedangkan, bagi orang-orang zalim, tidak akan mendapatkan apapun selain kerugian. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam surah Al Israa’: 82

وَنُنَزِّلُ مِنَ الۡـقُرۡاٰنِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَّرَحۡمَةٌ لِّـلۡمُؤۡمِنِيۡنَ‌ۙ وَلَا يَزِيۡدُ الظّٰلِمِيۡنَ اِلَّا خَسَارًا‏

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”

Allahu akbar  Allahu akbar Allahu akbar Walillaahil hamd

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ditegaskan lagi bahwa tujuan puasa bulan Ramadan yaitu menjadi insan yang bertakwa. Ada banyak ayat dalam Al-Quran yang mengungkapkan ciri orang bertakwa. Maka dalam kesempatan yang berbahagia ini akan kami sampaikan ciri orang bertakwa yang relevan dengan aktivitas amalan pada saat bulan Ramadan.

Ciri yang pertama yaitu sabar, Salah satu hikmah puasa adalah melatih kesabaran. Orang yang sabar maka akan mendapatkan pahala yang tiada batas. Dalam Al Qur’an surah Az-Zumar ayat 10 Allah berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Imam Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathâ’if al-Ma’ârif fî mâ li Mawâsîm al-‘Âm min al-Wadhâ’if, 2002, h. 207)

Maka amaliah Ramadan yang relevan dengan ciri ketakwaan adalah berpuasa enam hari di bulan syawal. Amaliah ini sebagai estaveta utama dalam ibadah bulan Ramadan yaitu menahan lapar dan dahaga serta melatih kesabaran. Maka setelah Idul Fitri hendaklah kita segera menyambungnya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini memiliki keutaamaan khusus yakni seakan berpuasa selama setahun penuh sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ‎

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).

Ciri yang kedua yaitu menjaga sholat. Sholat merupakan prioritas utama indikator ketakwaan seseorang. Lebih bernilai lagi jika sholat dilaksanakan dengan berjamaah dan penuh kekhusyuan. Dalam surah al-Baqoroh ayat 3 Allah menegaskan indikasi orang bertakwa,

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ

“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News