Hikmah

Khutbah Idul Fitri: Istikamah Menggapai Takwa

Kastolani Marzuki · Selasa, 11 Mei 2021 - 15:30 WIB
Khutbah Idul Fitri: Istikamah Menggapai Takwa
Muslim dianjurkan melaksanakan sholat idul fitri di masjid maupun musala. (Foto: Antara)

Oleh karena itu, rutinitas sholat jamaah yang kita jalankan saat bulan Ramadan harus istiqomah kita tekuni pasca Idul Fitri, bahkan harus lebih semangat lagi. Dengan demikian maka hikmah ibadah sholat akan tertransformasikan dalam kehiupan sehar-hari. Sebagaimana kita mafhumi bersama bahwa sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, penghapus kesalahan dan dosa, dan menguatkan jiwa saat menghadapi cobaan kehidupan.

Ciri yang ketiga yaitu gemar bersedekah. Sedekah merupakan bentuk amal ibadah yang berperan penting dalam menciptakan kesejahteraan umat, menjalin persaudaraan, dan mewujudkan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Ekses sedekah tidak hanya dirasakan oleh pelakunya tapi juga orang lain. Setiap harta yang diinfakkan atau disedekahkan Allah SWT akan menggantikannya dengan yang lebih baik kelak. Sebagaimana firman Allah SWT,

 وَمَاۤ اَنۡفَقۡتُمۡ مِّنۡ شَىۡءٍ فَهُوَ يُخۡلِفُهٗ ۚ وَهُوَ خَيۡرُ الرّٰزِقِيۡنَ

“Apapun harta yang kalian infakkan, maka Allah pasti akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rezeki”. (QS. Saba: 39).

Dalam surah al-Baqoroh di atas disebutkan bahwa ciri orang yang bertakwa adalah menginfakkan sebagian rezekinya. Saat bulan Ramadan infaq dan sedekah merupaka amal yang sangat baik ketika selama Ramadan. Di bulan mulia itu begitu banyak orang-orang yang berinfak untuk pembangunan masjid, pondok pesantren penghafal Qur’an, para fakir miskin, kegiatan dakwah dan pendidikan serta kegiatan-kegiatan lainnya yang bernilai pahala jariyah. Tentu hal ini harus kita tingkatkan pasca Idul Fitri.

Allahu akbar  Allahu akbar Allahu akbar Walillaahil hamd

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ciri yang keempat yaitu gemar tadarrus Al-Quran. Dalam kitab Tanbihul Ghafilin karya Abu Laits al-Samarqandi ciri orang yang bertakwa adalah yang lisannya tidak pernah digunakan untuk berkata bohong dan gunjing. Lisannya fokus dzikir, baca qur’an, diskusi ilmu, dan hal baik lainnya. Selaras dengan itu dalam surah al-Mukminun ayat 3 Allah berfirman,

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ

“dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.”

Bulan Ramadan identik dengan bulan Qur’an hal itu karena di bulan Ramadan Al Qur’an diturunkan yang dikenal dengan nuzulul quran. Kita melihat kaum muslimin bersemangat untuk selalu membaca, menghafal dan mentadaburi nilai-nilai Al Qur’an di bulan Ramadan. Maka untuk meraih insan muttaqin tentu kita harus istiqomah tadarus Al-Quran pasca bulan Ramadan.

Ciri yang kelima yaitu senantiasa melakukan kebaikan. Syaikh Wahid bin Abdussalam Baaly dalam bukunya Merasih Keajaiban di Tengah Malam menguraikan, Allah SWT mensifati orang-orang yang bertakwa dengan senantiasa melakukan kebaikan. Salah satu kebaikan yang dilakukan adalah mendirikan shalat malam. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Adz-Dzariyat ayat 15-16 yang artinya, ”Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di taman-taman surga dan mata air-mata air, sambil mengambil apa-apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Lebih lanjut Surat 18  menegaskan:

كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ

”Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam hari dan di akhir-akhir malam, mereka memohon ampunan kepada Allah SWT.”


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News