Jejak lainnya tampak dari kesenian buncis. Buncis merupakan kesenian yang menggunakan alat musik (waditra) utamanya angklung. Buncis diduga kuat merupakan salah satu kesenian Sunda yang berasal dari zaman Sunda kuno. Penyebarannya meluas hampir di seluruh wilayah Tatar Sunda.
Buncis juga terdapat di Banyumas Jawa Tengah, yang dulu merupakan bagian dari Kerajaan Sunda. Di daerah Wanayasa, buncis masih bisa ditemukan di daerah Sumbersari (Kiarapedes) dan Gandasoli (Wanayasa). Sedangkan di Pasir Angin (Darangdan), buncis disebut dur-ong atau dom-yang, yang dilengkapi dengan barongsay (kepala naga) ketika ditabuh dalam arak-arakan.
Di Wanayasa sendiri, buncis merupakan seni pertunjukan. Menurut seniman tradisional setempat, sebagai seni pertunjukan buhun, buncis di Wanayasa mempunyai unsur ngalaga, ngalagu, dan ngalage. Ngalaga mengandung arti memperlihatkan kedigjayaan seperti pemain
debus. Oleh karena itu, dalam pertunjukan buncis di Wanayasa selalu ada pertunjukan kekebalan tubuh, misalnya dipukuli dengan dahan cangkring atau dahan pohon salak, makan setandan
pisang. Ngalagu mengandung arti menyanyikan lagu-lagu yang diiringi alat kesenian buncis. Sedangkan ngalage adalah hiburan lainnya di luar ngalaga dan ngalagu seperti menari dan “ngabodor” melawak.
Editor : Asep Supiandi
Follow Berita iNews di Google News